Welcome to my blog..... Thank's to visit...! Jangan lupa? tinggalkan komentar anda...

Selasa, 01 Juni 2010

BERGURU PADA PENGRAJIN BARONGAN..

Siang itu agak terasa teriknya matahari.. kususuri jalan yang sudah semakin rusak dengan sepeda motor winku menuju sebuah desa Jepangrejo..
Jarak dari pusat kota Blora, desa ini sekitar 15 kilometer kearah Selatan.. Setelah tampak nama Desa Jepangrejo di sebuah tembok pembatas yang mungkin berfungsi sebagai gapura.. aku mencoba mencari tahu tentang seorang yang katanya pandai membuat kerajinan Barongan.. akhirnya setelah beberapa kali bertanya kepada warga yang kutemui di jalan. Aku menuju sebuah rumah yang agak terpencil dengan melewati jembatan sempit yang hanya bisa dilalui satu sepeda motor..
Rumah yang terlihat sederhana tampak tak terlihat ada bedanya dengan rumah-rumah lainnya di sebelah kanan kirinya. Rumah itupun sepi tak nampak kegiatan apapun jauh beda dengan perkiraanku.
yang semula bayanganku akan menuju sebuah home industri dengan berbagai kerajinan sebagai produknya atau paling tidak ada kegiatan pembuatan kerajinan tersebut.

Kulangkahkan kaki menuju rumah tersebut yang hanya berlantaikan tanah, tampak meja panjang lengkap dengan kursi panjang pula yang terbuat dari kayu jati diruang tamunya.. kuketuk pintu dan tampak keluar seorang pemuda dari dalam rumah..

Mas sarjono namanya... begitu aku dipersilahkan masuk, kulihat di dalam rumah tersebut terpajang berbagai macam bentuk wayang yang diatur sedemikian rupa seadanya di dinding-dinding ruangan.. dan tak luput dari pandanganku juga di pajang di dinding tampak beberapa topeng atau pentol kalau orang jawa bilang, berikut dengan barongan yang kucari..

Barongan adalah seni kesenian asli Blora yang terdiri dari beberapa pemain yaitu seorang pembawa barongan ( semacam barong, atau topeng kepala bentuk macan, dengan kain juga motif loreng seperti macan sebagai penutup pemainnya). Dan beberapa pemain lainnya menggunakan topeng di wajah biasa dinamakan bujang ganong, dan pemain lainnya sebagai penabuh musik yaitu dua buah kenong dan gendang. Barongan hampir mirip dengan barongsai yakni bentuk kesenian dari cina, namun bentuk kepala agak berbeda, kalau barongan terbuat dari kayu mirip reog ponorogo namun tanpa bulu-bulu meraknya.

Tujuan awalku memang sedang mencari bentuk kerajinan-kerajinan lokal Blora yang mungkin bisa aku ajarkan kepada peserta didikku di Paket B, untuk mengembangkan ketrampilan anak didikku sesuai dengan pendidikan berbasis masyarakat, dengan meningkatkan peran serta masyarakat terhadap dunia pendidikan dalam hal ini PNF. Selain itu aku ingin mengangkat berbagai kerajinan lokal yang mungkin nanti bisa dikembangkan oleh anak didikku dan lebih mengenalkan kerajinan mereka ke dunia luar.

Setelah memperkenalkan diri dan kucoba mengutarakan maksud dan tujuanku, mas sarjono mulai bercerita tentang desa Jepangrejo dan seniman-seniman yang ada di desanya ini.. dari penuturan mas sarjono ternyata selain dia masih banyak lagi seniman atau pengrajin yang ada di Desa Jepangrejo.
Diceritakannya pula ada dua dalang wayang kulit yang cukup laris dan wayang-wayang yang digunakan untuk pentas ternyata adalah wayang buatan sendiri. Selain itu ada seniman pembuat wayang golek yang namun sayang tidak mendapat perhatian sehingga tidak dikenal.
Dan anehnya seperti halnya mas sarjonopun tidak ada yang pernah belajar khusus atau berguru, mereka belajar secara otodidak..
Mas Sarjono menceritakan asal mulanya dia menggeluti pekerjaan sebagai pengrajin barongan.. berangkat dari hoby yang memang suka nonton pagelaran wayang dan kesenian Barongan, dia berusaha mengotak atik sendiri bagaimana caranya dia bisa membuat kerajinan wayang ataupun barongan. Diapun bercerita katanya dari kesalahan selama membuat kerajinan itu dia malah semakin pandai untuk bagaimana cara memperbaiki kesalahan sehingga bisa membuat yang lebih baik dan selalu meningkatkan mutu dari hasil kerajinannya. 
 
Dan yang membuatku semakin semangat untuk terus menimba ilmu darinya, dia dalam membuat karya-karyanya dia menggunak bahan dan alat seadanya yang hampir semua orang bisa mendapatkan. seperti dalam membuat wayang dia menggunakan mika yang biasa dijual di toko bangunan sehingga sangat sesuai bila diterapkan ilmunya ini kepada warga belajar SKB yang memang rata-rata dari keluarga tidak mampu.
Ternyata hasil karya dari mas Sarjono sangat diminati masyarakat karna selain murah hasilnyapun tak kalah dengan wayang kulit asli. banyak pesanan dari tetangga-tetangganya.
 
Setelah cukup lama aku mengobrol dengannya akupun berpamitan pulang...
Kulangkahkan kakiku dengan mantap, penuh dengan angan dan rencana bagi anak didikku..
Akupun begitu bangga ternyata Bloraku yang kucintai begitu banyak pemuda-pemuda yang berbakat dan layak untuk diperjuangkan dengan segala kelebihannya..
Andai saja pemerintah mampu lebih memperhatikan mereka, mampu memberikan solusi pemasaran mereka, memberikan tempat kepada mereka yang kreatif, pasti Bloraku semakin semarak dan maju dengan banyaknya home industri, sehingga para pemuda blora tidak harus keluar dari Blora untuk mencari pekerjaan. dan tentunya semakin mengangkat nama Blora itu sendiri di dunia luar.  
 

1 komentar:

  1. kita mestinya bangga sebagai masyarakat Blora...sebetulnya Blora itu gudangnya orang kreatif...tapi karena keberadaan mereka kurang dihargai, akibatnya kehidupan mereka juga sangat memprihatinkan

    BalasHapus

kami sadar masih banyak sekali kekurangan dalam pengeloaan blog ini, karena itu saran dan komentar sangat kami perlukan demi pengembangan blog ini selanjutnya. dan kami ucapkan beribu terima kasih bagi yang singgah dan meninggalkan komentar..